Trending

Kesejahteraan Petani Disebut Tertinggi dalam Sejarah, Pemerintah Klaim Jadi Penopang Optimisme Ekonomi Nasional

 


 JAKARTA- beritaindonesia24jam.com -,Tingkat kesejahteraan petani Indonesia disebut berada pada level tertinggi sejak negara ini merdeka. Kondisi tersebut diyakini menjadi salah satu faktor kunci yang memperkuat optimisme terhadap prospek pertumbuhan ekonomi nasional dalam beberapa tahun mendatang.

Pernyataan itu disampaikan oleh Utusan Khusus Presiden untuk Iklim dan Energi, Hashim Djojohadikusumo, dalam acara 13th US Indonesia Investment Summit di Jakarta, Senin (17/11/2025). “Populasi petani di Indonesia saat ini berada pada tingkat kesejahteraan tertinggi dalam sejarah Indonesia", ujarnya.

Menurut Hashim, sektor pertanian khususnya komoditas padi dan jagung mengalami lonjakan signifikan dalam pendapatan petani. “Untuk pertama kalinya dalam 80 tahun mereka berada dalam kondisi ‘cash rich’",  katanya menegaskan.

Pendapatan Petani Naik, Aktivitas Ekonomi Pedesaan Menggeliat

Hashim menjelaskan bahwa temuan lapangan menunjukkan adanya peningkatan nyata dalam pendapatan dan daya beli masyarakat pedesaan. Hal tersebut tampak dari pertumbuhan aktivitas ekonomi di berbagai sentra pertanian, mulai dari peningkatan konsumsi rumah tangga hingga transaksi perdagangan lokal yang makin dinamis.

“Jika Anda pergi ke desa-desa, Anda bisa melihat sendiri bagaimana ekonomi masyarakat bergerak lebih aktif dibandingkan beberapa tahun lalu", ujar Hashim. Peningkatan daya beli itu juga tercermin dari meningkatnya permintaan barang konsumsi primer maupun nonprimer di wilayah pedesaan.

Dua Kebijakan Utama Penyokong Kenaikan Kesejahteraan Petani

Hashim mengungkapkan bahwa kenaikan kesejahteraan petani tidak terjadi secara tiba-tiba. Menurutnya, ada dua kebijakan pemerintah yang menjadi pemicu utama membaiknya kondisi ekonomi petani.

1. Kenaikan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Gabah
Pada awal 2025, pemerintah menaikkan HPP Gabah Kering Panen (GKP) dari Rp6.000 menjadi Rp6.500 per kilogram. Kebijakan ini disebut memberikan kepastian harga dan meningkatkan pendapatan petani padi, terutama pada saat musim panen raya ketika harga biasanya cenderung turun.

2. Penurunan Harga Eceran Tertinggi (HET) Pupuk
Kebijakan kedua adalah penurunan HET pupuk urea dan NPK sebesar 20 persen, yang berlaku dua bulan terakhir. Penurunan harga pupuk ini secara langsung menurunkan biaya produksi dan meningkatkan margin keuntungan petani.

“Melalui dua kebijakan yang langsung disetujui Presiden Prabowo, para petani kini memiliki daya beli yang jauh lebih besar. Mereka memiliki pendapatan yang lebih besar dibandingkan 80 tahun terakhir, sekarang mereka benar-benar cash rich". kata Hashim.

Belanja Daring Petani Meningkat, Tanda Daya Beli Menguat

Lebih lanjut, Hashim menyebut bahwa meningkatnya konsumsi petani juga terlihat dari tren belanja daring. Data dari berbagai platform e-commerce menunjukkan kenaikan transaksi dari kawasan pedesaan. Hal ini, menurut Hashim, menjadi indikator kuat bahwa petani tidak hanya mencapai peningkatan pendapatan, tetapi juga mulai mengakses lebih banyak produk dan layanan digital.

“Tren ini bukan sekadar angka, tetapi cerminan perubahan gaya hidup masyarakat desa yang lebih modern dan lebih mampu memenuhi kebutuhannya",  jelasnya.

Optimisme Ekonomi Nasional

Pemerintah menilai bahwa membaiknya kesejahteraan petani dapat memberikan dorongan besar bagi ekonomi nasional. Dengan populasi petani yang masih dominan di banyak wilayah, peningkatan pendapatan mereka dapat memperluas basis konsumsi domestik, yang merupakan salah satu penopang utama pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Hashim menegaskan bahwa pemerintah akan terus memonitor dampak kebijakan dan memastikan sektor pertanian tetap menjadi prioritas pembangunan. “Kita ingin memastikan bahwa kesejahteraan petani tidak hanya naik sementara, tetapi terus berkelanjutan,” tuturnya.

Lebih baru Lebih lama