SIJUNJUNG – Aktivitas penambangan emas tanpa izin (PETI) di Kabupaten Sijunjung, Provinsi Sumatera Barat, kembali menjadi sorotan publik. Berdasarkan citra satelit Google Earth, terpantau adanya tambang-tambang ilegal yang cukup masif di sejumlah aliran sungai di daerah tersebut.
Yang mengejutkan, salah satu titik tambang berada sangat dekat dengan pusat pemerintahan dan hanya beberapa ratus meter di belakang Kantor Bupati Sijunjung, tepatnya di aliran Sungai Palangki.
Temuan ini menuai keprihatinan dari berbagai kalangan, termasuk warga Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Provinsi Riau.
Mereka menilai aktivitas tambang di hulu sungai tersebut menjadi penyebab utama keruhnya air Sungai Kuantan, terutama saat mengalir ke wilayah hilir di Kuansing.
“Kalau kita lihat dari Google Earth, sangat jelas terlihat tambang-tambang di Sungai Batang Palangki. Sungai ini bermuara ke Sungai Kuantan, jadi wajar kalau airnya menjadi keruh,” ujar Andre, warga Kuansing, Ahad (6/8/2025), kepada Hitam Putih News di Teluk Kuantan.
Menurutnya, kondisi pertemuan antara Sungai Palangki dan Sungai Kuantan sangat mencolok. Air dari Palangki tampak pekat dan keruh, sangat berbeda dengan kejernihan aliran Batang Ombilin maupun hulu Sungai Kuantan lainnya.
Hingga saat ini, belum ada keterangan resmi dari pihak pemerintah Sijunjung maupun aparat penegak hukum terkait legalitas tambang-tambang tersebut.
Namun, informasi yang beredar menyebutkan bahwa aktivitas PETI di wilayah tersebut, termasuk di Batang Palangki, telah berlangsung cukup lama dan seolah dibiarkan tanpa penindakan serius.
Andre menegaskan bahwa penanganan tambang ilegal tidak boleh setengah-setengah. Ia meminta agar pemerintah dan aparat juga menyasar wilayah hulu Sungai Kuantan, bukan hanya fokus di Kuansing.
“Kalau kita ingin Sungai Kuantan kembali jernih seperti dulu, penertiban PETI harus dilakukan menyeluruh, termasuk di Sijunjung Sumatera Barat, Jangan hanya di Kabupaten Kuansing,” tegasnya.
Sementara itu, di Riau, jajaran Polda Riau tengah gencar melakukan operasi penertiban PETI di sepanjang aliran Sungai Kuantan. Operasi yang dipimpin langsung Wakapolda Riau, Brigjen Pol Jossy Kusumo, sudah berlangsung selama dua pekan terakhir.
Dalam operasi tersebut, polisi tak hanya menyita alat berat dan peralatan tambang, tetapi juga menangkap sejumlah pelaku dan memusnahkan lokasi tambang ilegal.
Langkah tegas ini mendapat apresiasi luas dari masyarakat Kuansing, yang berharap Sungai Kuantan bisa kembali bersih dan layak digunakan.
“Kami sangat mendukung langkah Polda Riau. Semoga setelah operasi ini, tidak ada lagi PETI di sepanjang Sungai Kuantan. Kami rindu kejernihan sungai ini, apalagi menjelang festival Pacu Jalur Agustus nanti,” harap Andre.
sumber: hitam-putihnews.com